1. Pengertian Sholat
Sholat (الصلاة) adalah ibadah khusus yang terdiri dari ucapan dan gerakan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, sesuai syariat.
Sholat merupakan tiang agama dan perintah pertama yang Allah wajibkan kepada Rasulullah SAW.
Dalil Perintah Sholat
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Wa aqīmūṣ-ṣalāta wa ātūz-zakāta warka‘ū ma‘ar-rāki‘īn.
“Dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”
(QS. Al-Baqarah: 43)
2. Syarat Wajib Sholat
Seseorang diwajibkan sholat apabila memenuhi syarat berikut:
-
Islam
-
Baligh
-
Berakal
-
Suci dari haid dan nifas
-
Sampai dakwah Islam kepadanya
-
Mampu melaksanakan
3. Syarat Sah Sholat
Sholat dianggap sah apabila memenuhi syarat berikut:
-
Suci dari hadas kecil dan besar
-
Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis
-
Menutup aurat
-
Menghadap kiblat
-
Masuk waktu sholat
-
Mengetahui mana yang wajib dan sunnah
4. Rukun Sholat (13 Rukun)
-
Niat
-
Berdiri bagi yang mampu
-
Takbiratul ihram
-
Membaca surat Al-Fatihah
-
Rukuk dengan thuma’ninah
-
I’tidal dengan thuma’ninah
-
Sujud dengan thuma’ninah
-
Duduk di antara dua sujud (thuma’ninah)
-
Duduk tasyahud akhir
-
Membaca tasyahud akhir
-
Membaca shalawat atas Nabi
-
Salam pertama
-
Tertib
5. Panduan & Bacaan Sholat (Lengkap)
A. Niat Sholat
1️⃣ Sholat Shubuh (2 rakaat)
Ushallī fardhaṣ-ṣubḥi rak‘ataini mustaqbilal-qiblati adā’an lillāhi ta‘āla.
2️⃣ Sholat Dzuhur (4 rakaat)
Ushallī fardhaẓ-ẓuhrī arba‘a raka‘ātin mustaqbilal-qiblati adā’an lillāhi ta‘āla.
3️⃣ Sholat Ashar (4 rakaat)
أُصَلِّي فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallī fardhal-‘aṣri arba‘a raka‘ātin mustaqbilal-qiblati adā’an lillāhi ta‘āla.
4️⃣ Sholat Maghrib (3 rakaat)
Ushallī fardhal-maghribi ṡalāṡa raka‘ātin mustaqbilal-qiblati adā’an lillāhi ta‘āla.
5️⃣ Sholat Isya (4 rakaat)
Ushallī fardhal-‘isyā’i arba‘a raka‘ātin mustaqbilal-qiblati adā’an lillāhi ta‘āla.
B. Bacaan Gerakan Sholat
1. Takbiratul Ihram
اللّٰهُ أَكْبَرُ
2. Doa Iftitah
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْـحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا.
📌 Latin (Transliterasi)
Allāhu akbaru kabīrā, wal-ḥamdu lillāhi katsīrā, wa subḥānallāhi bukratan wa aṣīlā.
Innī wajjahtu wajhiyya lilladzī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfan musliman wa mā anā minal-musyrikīn.
Inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn.
Lā syarīka lah, wa bidzālik umirtu wa anā minal-muslimīn.
📌 Terjemahan Bahasa Indonesia
"Allah Maha Besar dengan sebenar-benarnya kebesaran. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang.
Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya.
Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.
Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
3. Al-Fatihah
1. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
2. ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
3. ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Ar-raḥmānir-raḥīm
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
4. مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
Māliki yaumid-dīn
Pemilik (atau Raja) pada hari pembalasan.
5. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn
Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.
6. ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Ihdinas-ṣirāṭal-mustaqīm
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
7. صِرَاطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim, ghairil-maghḍhūbi 'alaihim walad-dhāllīn
(yaitu) jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.
4. Rukuk
Arab
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ
Subḥāna rabbiyal-‘aẓīm.
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung.”
(Disunnahkan dibaca 3 kali atau lebih.)
5. I‘tidal
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
(diucapkan imam/perorangan)
Sam‘i llāhu liman ḥamidah.
Rabbanā laka l-ḥamd.
“Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”
“Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian.”
6. Sujud
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
Subḥāna rabbiyal-a‘lā.
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.”
(Disunnahkan dibaca 3 kali atau lebih.)
7. Duduk Antara Dua Sujud
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي
Rabbi ghfir lī, warḥamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa ‘āfinī, wa‘fu ‘annī.
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkan kebutuhan-kebutuhanku, angkat derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, berilah aku kesehatan, dan maafkanlah aku.”
8. Tasyahud Awal
9. Tasyahud Akhir
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Latin
At-taḥiyyātu al-mubārakātu aṣ-ṣalawātu aṭ-ṭayyibātu lillāh.
As-salāmu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh.
As-salāmu 'alainā wa ‘alā ‘ibādillāhiṣ-ṣāliḥīn.
Asyhadu allā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muḥammadan rasūlullāh.
Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā Muḥammad wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad, kamā ṣallaita ‘alā sayyidinā Ibrāhīm wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm.
Wa bārik ‘alā sayyidinā Muḥammad wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad, kamā bārakta ‘alā sayyidinā Ibrāhīm wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm.
Fil-‘ālamīn, innaka ḥamīdum majīd.
Terjemah
“Segala kehormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah milik Allah.
Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahan-Nya tercurah atasmu, wahai Nabi.
Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada para hamba Allah yang saleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim.
Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim.
Di seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
10. Salam
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ
6. Hal-hal yang Membatalkan Sholat
-
Berbicara sengaja
-
Bergerak banyak yang tidak perlu
-
Hilang wudhu (kentut, buang angin, dll.)
-
Terkena najis pada tubuh/pakaian
-
Mengubah niat
-
Membelakangi kiblat
-
Tertawa keras
-
Makan dan minum
7. Hal-hal yang Dilarang Saat Sholat
-
Banyak menoleh
-
Melamun
-
Bermain-main dengan pakaian
-
Menguap tanpa ditahan
-
Menopang dagu atau tangan
-
Menyilangkan tangan di belakang
-
Menoleh berlebihan
-
Melewatkan gerakan tanpa thuma’ninah
-
Mendahului imam
🕌 MATERI SUJUD SAHWI
1. Pengertian Sujud Sahwi
Sujud Sahwi adalah sujud yang dilakukan di akhir sholat karena terjadinya lupa, ragu, atau kelalaian kecil dalam sholat, seperti:
-
lupa membaca doa tertentu,
-
lupa jumlah rakaat,
-
menambah atau mengurangi gerakan,
-
meninggalkan sunnah ab‘adh.
Sujud sahwi dilakukan dua kali sujud sebelum atau sesudah salam (perbedaan pendapat ulama), namun di Indonesia umumnya sesudah salam.
2. Dalil Sujud Sahwi
Qālan-nabiyyu ṣallallāhu ‘alaihi wasallam: “Idzā syakka aḥadukum fī ṣalātihī falam yadrī kam ṣallā, tsalāthan am arba‘an, falyuṭraḥisy-syakka wa l-yabni ‘alā mā-staiqana, tsumma yasjud sajdataini qabla an yusallim.”
Rasulullah SAW bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian ragu dalam sholatnya, tidak tahu apakah ia telah sholat tiga rakaat atau empat rakaat, maka buanglah keraguannya dan ambillah yang diyakini. Kemudian lakukanlah dua sujud sahwi sebelum salam.”
(HR. Muslim)
3. Tata Cara Sujud Sahwi
A. Kapan dilakukan?
Sujud sahwi dilakukan ketika terjadi:
-
Lupa rakaat (ragu 3 atau 4 rakaat).
-
Menambah gerakan sholat secara tidak sengaja.
-
Mengurangi atau meninggalkan sunnah ab‘adh, seperti:
-
tasyahud awal,
-
qunut subuh (menurut sebagian madzhab),
-
doa duduk di antara dua sujud (versi ringkas).
-
B. Cara Melaksanakan Sujud Sahwi
-
Menyelesaikan rakaat terakhir seperti biasa.
-
Salam sekali ke kanan (menurut mayoritas praktik NU).
-
Lalu sujud dua kali seperti sujud biasa.
-
Membaca bacaan sujud sahwi.
-
Duduk kembali setelah sujud kedua.
-
Salam kembali sebagai penutup sholat.
4. Bacaan Sujud Sahwi
سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
Subḥāna man lā yanāmu wa lā yas-hū.
“Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa.”
5. Contoh Kasus Sujud Sahwi
Contoh:
Seseorang lupa duduk tasyahud awal dan baru ingat saat akan berdiri tegak.
→ Ia lanjutkan sholat, tidak kembali duduk, dan melakukan sujud sahwi di akhir sholat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon sertakan identitas
nama :..
komentar
terima kasih