Nur
Laeli Hidayah, S.Pd
SD
Negeri 1 Teluk
CGP
Angkatan 11 – Kab Banyumas
Tujuan Pembelajaran Khusus
1.
CGP
membuat kesimpulan dari keseluruhan materi yang didapat dengan beraneka cara
dan media
2.
CGP
dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari
pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan
keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk
memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Menafsirkan kutipan
“Mengajarkan anak menghitung itu baik,
namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Bob Talbert)
·
Dari
kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang anda
pelajari saat ini?
Menurut pendapat saya, kaitan kutipan
tersebut dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari yaitu mengenai
situasi dilemma etika, dimana sebagai seorang pendidik kita seringkali
mengalami dilemma dalam mengambil keputusan terhadap dua kepentingan yang
sama-sama benar. Dalam hal ini kita harus memilih mengendepankan materi atau
value dari sebuah materi melalui pendidikan karakter.
· Bagaimana
nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan
keputusan dapat memberikan dampak pada
lingkungan kita?
Nilai atau prinsip yang saya anut dalam
pengambilan keputusan harus berdasar pada : nilai-nilai kebajikan, berpihak
pada anak dan bertanggungjawab. Jika pengambilan keputusan didasarkan pada
ketiga hal tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk lingkungan
sekolah yaitu terciptanya lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan.
·
Bagaimana
anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses
pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan anda?
Sebagai pemimpin pembelajaran, kita
harus dapat menuntun siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya
sehingga siswa mendapatkan kebahagiaan melalui merdeka belajar. Pengambilan
keputusan dalam pembelajaran harus mengutamakan kebutuhan belajar murid, yang
dapat dilaksanakan melalui pembelajaran berdiferesnsiasi.
·
Menurut
Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran
yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Pendidikan adalah
sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm
Friedrich Hegel ~
Pembelajaran pada modul ini memberikan
pengetahuan bagaimana cara untuk mengambil keputusan berupa dilemma etika atau
bujukan moral dengan memperhatikan nilai-nilai kebijakan universal, tanggung
jawab dan berpihak pada murid. Kutipan tersebut menjelaskan mengenai pendidikan
harus mampu mewujudkan manusia seutuhnya. Melalui ilmu mengambil keputusan yang
sudah saya pelajari di modul ini, sangat membantu saya dalam proses mendidik
generasi bangsa untuk menjadi manusia berkarakter dan seutuhnya.
· Bagaimana
filosofi KHD dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin?
Jika dihadapkan pada kasus dilemma
etika, seorang pemimpin harus berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka, yaitu :
ü Ing ngarso sung tuladha
Menjadi teladan yang baik untuk
dicontoh dan ditiru orang lain
ü Ing madya mangunkarsa
Memberdayakan, menyemangati demi
memperbaiki kualitas diri orang lain
ü Tut wuri handayani
Mempengaruhi dan memelihara kebajikan
agar orang lain bertumbuh dan berkembang.
Pandangan
filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki pengaruh besar
terhadap penerapan pengambilan keputusan seorang pemimpin. Dengan berpedoman
pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka, seorang pendidik
sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan mampu menjadi teladan bagi
murid-muridnya maupun rekan lain dalam pengambilan keputusan. Pendidik
diharapkan mampu menjadi pribadi yang bijaksana dalam pengambilan keputusan,
berpedoman pada nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid, dan mampu
bertanggungjawab terhadap keputusan yang telah diambil
· Bagaiamana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai
yang dimiliki seorang guru adalah nilai kebajikan diantaranya : keadilan,
tanggung jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih
sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran dan masih banyak lagi. Ketika
kita menghadapi situasi dilemma etika, akan ada 2 nilai-nilai kebijakan yang
saling bertentangan. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan sangat
berpengaruh pada proses pengambilan suatu keputusan. Keputusan yang paling
tepat dengan minim resiko, dan keputusan yang mengandung keberpihakan pada
murid.
Terdapat
tiga prinsip dalam pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan,
yaitu: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends Based Thinking), Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care Based Thinking). Dalam hal ini, prinsip-prinsip yang kita
gunakan dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita. Misalnya saja seseorang yang mengedepankan
nilai-nilai kejujuran dalam hidupnya, maka akan cenderung memilih prinsip
berpikir berbasis peraturan (rule based thinking) dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan seseorang yang memiliki empati tinggi, maka ia akan
memilih prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking).
· Bagaiamana materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan)
yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’yang telah dibahas
pada sebelumnya.
Dalam proses pengambilan keputusan,
keterampilan coaching sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Keterampilan
ini membekali guru mampu mengajukan pertanyaan yang reflektif melalui alur
TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung jawab) sehingga dari
proses tersebut memudahkan kita dalam mengambil sebuah keputusan. Hal ini
selaras dengan tujuan coaching, yaitu memaksimalkan potensi coachee dalam
menemukenali permasalahan dan mendapatkan solusi terbaik untuk bersama.
Pendekatan coaching model TIRTA selaras dengan 3 prinsip dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
· Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khsusunya masalah dilemma
etika?
Diperlukan kompetensi kesadaran diri,
pengelolaan diri, kesadaran sosial dan ketrampilan berhubungan sosial untuk
mengambil keputusan.
Diharapkan proses pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara sadar (mindful), sadar dengan pilihan dan konsekuensi
yang ada. Dengan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan
yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada
keputusan yang lebih responsive dan reflektif.
· Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Ketika guru menghadapi dengan kasus
yang fokus pada masalah moral atau etika, maka nilai-nilai diri yang dianut dan
yang paling dihargai oleh seorang pendidik akan sangat mempengaruhi dalam
proses pengambila keputusan. Nilai-nilai yang dianut oleh guru penggerak
seperti berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif,
tentunya mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang guru
penggerak.
· Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan
yang positif, kondusif, aman dan nyaman
Dengan berpedoman pada prinsip among Ki
Hajar Dewantara dan pola pikir inquiry apresiatif, kita diharapkan mampu
menjalankan peran dengan baik. Kaitannya dengan menjadi pemimpin pembelajaran,
kita harus menaruh perhatian penuh pada komponen pembelajaran seperti pada
kurikulum (intra, ekstra dan ko-kurikuler), proses belajar mengajar, refleksi
dan asesmen yang otentik & efektif, pengembangan guru dsb.
Guru berperan besar dalam membuat
lingkungan yang aman, nyaman, menyenangkan, namun tetap menantang dan relevan
untuk para muridnya. Kita diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang
berorientasi pada kepentingan tumbuh kembang siswa agar mampu berkembang sesuai
dengan kodrat alam dan zamannya.
· Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Tantangan dalam menjalanakan
pengambilan keputusan diantaranya adalah pemikiran dari dua pihak yang
berseberangan. Dalam sebuah istansi pasti terdapat kelompok yang pro dan kontra
terhadap sebuah sistem yabg sedang dijalankan oleh pemangku kebijakan di sekolah.
dalam benturan antar kelompok sangat berkaitan dengan perubahan paradigma di
lingkungan sekolah, yaitu:
1) Individu lawan kelompok (individual vs
community)
2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan
(justice vs mercy)
3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty)
4) Jangka pendek lawan jangka panjang
(short term vs long term)
- Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran
yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan
oleh guru sangat berpengaruh pada murid. Sebagai contoh adalah bagaimana kita
akan menyusun strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar
siswa, dan ini berkaitan erat terhadap pengajaran yang memberi kemerdekaan
murid. Membuat keputusan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid dapat kita
lakukan dengan mengetahui kesiapan, minat dan profil belajar murid. Jika kita
sudah mengetahui ketiga hal tersebut, selanjutnya kita dapat memutuskan
strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap
murid yaitu melalui menerapkan pembelajaran berdiferensiasi konten, proses dan
produk.
- Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang
diambil oleh guru tentu akan berpengaruh pada kehidupan atau masa depan
murid-muridnya. Oleh karena itu, guru selain sebagai ujung tombak pendidikan,
kita juga mengemban tugas dalam
membentuk karakter murid. Untuk itu dalam pengambilan keputusan harus
mendasarkan pada 3 unsur yaitu nilai-nilai kebajikan universal,
bertanggungjawab dan berpihak pada murid agar kehidupan masa depan murid dapat
terpenuhi dengan baik.
- Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Berdasarkan
keterkaitan materi antar modul yang sudah saya pelajari, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengambilan keputusan harus berdasar pada 3 unsur, yaitu
nilai-nilai kebijakan universal, bertanggungjawab dan berpihak pada muri,
sehingga keputusan yang kita ambil akan berdampak pada perubahan baik bagi
terlaksananya proses pembelajaran. Pengambilan keputusan seorang pemimpin
pembelajaran haruslah berpedoman pada filosofi KHD dengan Pratap Trilokanya,
dengan memaksimalkan nilai & peran guru penggerak yang dimiliki, kemudian
mengakomodir kebutuhan murid melalui pembelajaran berdiferensiasi serta
sosial-emosionalnya, kemudian memiliki keterampilan coaching yang baik dalam
menjalankan langkah-langkah pengambilan keputusan.
- Sejauh mana
pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya
terhadap materi tentang konsep yang elah dipelajari pada modul 3.1, yaitu :
kepercayaan diri dan keberanian dalam mengambil sebuah keputusan sebagai
seorang pemimpin merupakan hal yang wajib dimiliki, oleh karena itu terdapat
beberapa hal/prosedur yang bisa kita pedomani dalam mengambil sebuah keputusan.
Melalui pemahaman 4 paradigma, 3 prinsip
dan 9 langkah pengambilan keputusan akan memudahkan kita untuk membuat
sebuah keputusan yang tepat dan bijak. Sebagai langkah awal, kita harus mampu mengidentifikasi
apakah sebuah situasi yang kita hadapi merupakan dilemma etika atau (benar vs
benar) atau bujukan moral (benar vs salah).
Hal-hal diluar dugaan
saya, dalam pengujian benar atau salah sebuah keputusan terdapat uji intuisi
dan uji publikasi, ini merupakan hal baru bagi saya. Ternyata dalam menguji
sebuah keputusan, kita perlu mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi dalam
merasakan apakah tindakan ini sejalan datau berlawanan dengan nilai yang saya
yakini. Kemudian pada uji publikasi sangat berkaitan dengan kepercayaan diri
dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil, jika
ternyata keputusan dipublikasikan dan menjadi viral dan tiba-tiba kita merasa
tidak nyaman, kemungkinan besar saya bukan menghadapi situasi dilemma etika
(benar vs benar), melainkan bujukan moral (benar vs salah)
- Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan
sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya
dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah. Saat itu
dilemma etika yang saya hadapi berdasarkan paradigma rasa keadilan vs rasa
kasihan (justice vs loyalty). Saat itu saya hanya mengandalkan keputusan hasil
akhir yang sekiranya tidak merugikan kedua belah pihak. Setelah saya
mempelajari modul ini, ternyata sebuah kasus dilemma etika perlu diselesaikan
melalui langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar apa yang
diputuskan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan membawa perubahan ke
arah yang lebih baik.
- Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan yang
terjadi pada cara saya dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran pada modul 3.1 ini adalah bahwa dalam mengambil keputusan kita
sebagai gutu tidak dapat sepenuhnya mengontrol siswa secara penuh. Keputusan
yang kita ambil harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, tanggung jawab,
dan berpihak pada murid. Keputusan pun harus melalui prosedur pengambilan dan
pengujian keputusan agar dapat dipertanggungjawabkan kelak.
- Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan
Anda sebagai seorang pemimpin?
Untuk menjadi seorang
pemimpin pembelajaran, sangatlah penting mempelajari cara membuat keputusan
yang tepat dan bijak, dimana keputusan yang diambil harus berdasarkan
pertimbangan sehingga keputusan dapat dipertanggungjawabkan dan tidak
menimbulkan kekacauan setelahnya. Dengan memepelajari modul ini, diharapkan
setiap keputusan yang diambil adalah langkah yang bijaksana dan yang terbaik
untuk bersama.
Sangat lengkap bu, memberikan pengetahuan baru bagi saya
BalasHapusWaaah, sangat menginspirasi bu Leli
BalasHapusSukses selalu untuk Bu Nur Laely, mantapp
BalasHapusLuar biasa bu Lali, sangat menginspirasi.
BalasHapusIbu Nur Laeli Hidayah sangat hebat, sangat menginspirasi. Materi yang telah disampaikan sudah sangat lengkap. Bagus sekali bu.
BalasHapus