Rabu, 23 Oktober 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 (PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN)

 

 


Nur Laeli Hidayah, S.Pd

SD Negeri 1 Teluk

CGP Angkatan 11 – Kab Banyumas

 

Tujuan Pembelajaran Khusus

1.    CGP membuat kesimpulan dari keseluruhan materi yang didapat dengan beraneka cara dan media

2.    CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

 

Menafsirkan kutipan

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Bob Talbert)

 

·       Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang anda pelajari saat ini?

 

Menurut pendapat saya, kaitan kutipan tersebut dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari yaitu mengenai situasi dilemma etika, dimana sebagai seorang pendidik kita seringkali mengalami dilemma dalam mengambil keputusan terhadap dua kepentingan yang sama-sama benar. Dalam hal ini kita harus memilih mengendepankan materi atau value dari sebuah materi melalui pendidikan karakter.

 

·  Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan  dampak pada lingkungan kita?

 

Nilai atau prinsip yang saya anut dalam pengambilan keputusan harus berdasar pada : nilai-nilai kebajikan, berpihak pada anak dan bertanggungjawab. Jika pengambilan keputusan didasarkan pada ketiga hal tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk lingkungan sekolah yaitu terciptanya lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan.

 

·       Bagaimana anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan anda?

 

Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus dapat menuntun siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya sehingga siswa mendapatkan kebahagiaan melalui merdeka belajar. Pengambilan keputusan dalam pembelajaran harus mengutamakan kebutuhan belajar murid, yang dapat dilaksanakan melalui pembelajaran berdiferesnsiasi.

 

·       Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

 

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

 

Pembelajaran pada modul ini memberikan pengetahuan bagaimana cara untuk mengambil keputusan berupa dilemma etika atau bujukan moral dengan memperhatikan nilai-nilai kebijakan universal, tanggung jawab dan berpihak pada murid. Kutipan tersebut menjelaskan mengenai pendidikan harus mampu mewujudkan manusia seutuhnya. Melalui ilmu mengambil keputusan yang sudah saya pelajari di modul ini, sangat membantu saya dalam proses mendidik generasi bangsa untuk menjadi manusia berkarakter dan seutuhnya.

  

·    Bagaimana filosofi KHD dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

 

Jika dihadapkan pada kasus dilemma etika, seorang pemimpin harus berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara  dengan Pratap Triloka, yaitu :

ü  Ing ngarso sung tuladha

Menjadi teladan yang baik untuk dicontoh dan ditiru orang lain

ü  Ing madya mangunkarsa

Memberdayakan, menyemangati demi memperbaiki kualitas diri orang lain

ü  Tut wuri handayani

Mempengaruhi dan memelihara kebajikan agar orang lain bertumbuh dan berkembang.

Pandangan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki pengaruh besar terhadap penerapan pengambilan keputusan seorang pemimpin. Dengan berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka, seorang pendidik sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan mampu menjadi teladan bagi murid-muridnya maupun rekan lain dalam pengambilan keputusan. Pendidik diharapkan mampu menjadi pribadi yang bijaksana dalam pengambilan keputusan, berpedoman pada nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid, dan mampu bertanggungjawab terhadap keputusan yang telah diambil

 

·   Bagaiamana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

Nilai-nilai yang dimiliki seorang guru adalah nilai kebajikan diantaranya : keadilan, tanggung jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran dan masih banyak lagi. Ketika kita menghadapi situasi dilemma etika, akan ada 2 nilai-nilai kebijakan yang saling bertentangan. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan sangat berpengaruh pada proses pengambilan suatu keputusan. Keputusan yang paling tepat dengan minim resiko, dan keputusan yang mengandung keberpihakan pada murid.

Terdapat tiga prinsip dalam pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan, yaitu: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care Based Thinking). Dalam hal ini, prinsip-prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita. Misalnya saja seseorang yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran dalam hidupnya, maka akan cenderung memilih prinsip berpikir berbasis peraturan (rule based thinking) dalam pengambilan keputusan. Sedangkan seseorang yang memiliki empati tinggi, maka ia akan memilih prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking).

 

·       Bagaiamana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’yang telah dibahas pada sebelumnya.

 

Dalam proses pengambilan keputusan, keterampilan coaching sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Keterampilan ini membekali guru mampu mengajukan pertanyaan yang reflektif melalui alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung jawab) sehingga dari proses tersebut memudahkan kita dalam mengambil sebuah keputusan. Hal ini selaras dengan tujuan coaching, yaitu memaksimalkan potensi coachee dalam menemukenali permasalahan dan mendapatkan solusi terbaik untuk bersama. Pendekatan coaching model TIRTA selaras dengan 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

 

·  Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khsusunya masalah dilemma etika?

 

Diperlukan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan ketrampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan.

Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar (mindful), sadar dengan pilihan dan konsekuensi yang ada. Dengan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsive dan reflektif.

 

 

·    Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Ketika guru menghadapi dengan kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, maka nilai-nilai diri yang dianut dan yang paling dihargai oleh seorang pendidik akan sangat mempengaruhi dalam proses pengambila keputusan. Nilai-nilai yang dianut oleh guru penggerak seperti berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif, tentunya mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang guru penggerak.

 

· Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

 

Dengan berpedoman pada prinsip among Ki Hajar Dewantara dan pola pikir inquiry apresiatif, kita diharapkan mampu menjalankan peran dengan baik. Kaitannya dengan menjadi pemimpin pembelajaran, kita harus menaruh perhatian penuh pada komponen pembelajaran seperti pada kurikulum (intra, ekstra dan ko-kurikuler), proses belajar mengajar, refleksi dan asesmen yang otentik & efektif, pengembangan guru dsb.

Guru berperan besar dalam membuat lingkungan yang aman, nyaman, menyenangkan, namun tetap menantang dan relevan untuk para muridnya. Kita diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada kepentingan tumbuh kembang siswa agar mampu berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.

 

·  Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Tantangan dalam menjalanakan pengambilan keputusan diantaranya adalah pemikiran dari dua pihak yang berseberangan. Dalam sebuah istansi pasti terdapat kelompok yang pro dan kontra terhadap sebuah sistem yabg sedang dijalankan oleh pemangku kebijakan di sekolah. dalam benturan antar kelompok sangat berkaitan dengan perubahan paradigma di lingkungan sekolah, yaitu:

1)  Individu lawan kelompok (individual vs community)

2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

 

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 

Pengambilan keputusan oleh guru sangat berpengaruh pada murid. Sebagai contoh adalah bagaimana kita akan menyusun strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar siswa, dan ini berkaitan erat terhadap pengajaran yang memberi kemerdekaan murid. Membuat keputusan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid dapat kita lakukan dengan mengetahui kesiapan, minat dan profil belajar murid. Jika kita sudah mengetahui ketiga hal tersebut, selanjutnya kita dapat memutuskan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap murid yaitu melalui menerapkan pembelajaran berdiferensiasi konten, proses dan produk.

 

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 

Keputusan yang diambil oleh guru tentu akan berpengaruh pada kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu, guru selain sebagai ujung tombak pendidikan, kita juga  mengemban tugas dalam membentuk karakter murid. Untuk itu dalam pengambilan keputusan harus mendasarkan pada 3 unsur yaitu nilai-nilai kebajikan universal, bertanggungjawab dan berpihak pada murid agar kehidupan masa depan murid dapat terpenuhi dengan baik.

 

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

Berdasarkan keterkaitan materi antar modul yang sudah saya pelajari, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan harus berdasar pada 3 unsur, yaitu nilai-nilai kebijakan universal, bertanggungjawab dan berpihak pada muri, sehingga keputusan yang kita ambil akan berdampak pada perubahan baik bagi terlaksananya proses pembelajaran. Pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran haruslah berpedoman pada filosofi KHD dengan Pratap Trilokanya, dengan memaksimalkan nilai & peran guru penggerak yang dimiliki, kemudian mengakomodir kebutuhan murid melalui pembelajaran berdiferensiasi serta sosial-emosionalnya, kemudian memiliki keterampilan coaching yang baik dalam menjalankan langkah-langkah pengambilan keputusan.

 

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

 

Pemahaman saya terhadap materi tentang konsep yang elah dipelajari pada modul 3.1, yaitu : kepercayaan diri dan keberanian dalam mengambil sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin merupakan hal yang wajib dimiliki, oleh karena itu terdapat beberapa hal/prosedur yang bisa kita pedomani dalam mengambil sebuah keputusan. Melalui pemahaman 4 paradigma, 3 prinsip  dan 9 langkah pengambilan keputusan akan memudahkan kita untuk membuat sebuah keputusan yang tepat dan bijak. Sebagai langkah awal, kita harus mampu mengidentifikasi apakah sebuah situasi yang kita hadapi merupakan dilemma etika atau (benar vs benar) atau bujukan moral (benar vs salah).

Hal-hal diluar dugaan saya, dalam pengujian benar atau salah sebuah keputusan terdapat uji intuisi dan uji publikasi, ini merupakan hal baru bagi saya. Ternyata dalam menguji sebuah keputusan, kita perlu mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi dalam merasakan apakah tindakan ini sejalan datau berlawanan dengan nilai yang saya yakini. Kemudian pada uji publikasi sangat berkaitan dengan kepercayaan diri dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil, jika ternyata keputusan dipublikasikan dan menjadi viral dan tiba-tiba kita merasa tidak nyaman, kemungkinan besar saya bukan menghadapi situasi dilemma etika (benar vs benar), melainkan bujukan moral (benar vs salah)

 

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

 

Pernah. Saat itu dilemma etika yang saya hadapi berdasarkan paradigma rasa keadilan vs rasa kasihan (justice vs loyalty). Saat itu saya hanya mengandalkan keputusan hasil akhir yang sekiranya tidak merugikan kedua belah pihak. Setelah saya mempelajari modul ini, ternyata sebuah kasus dilemma etika perlu diselesaikan melalui langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar apa yang diputuskan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

 

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 

Perubahan yang terjadi pada cara saya dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran pada modul 3.1 ini adalah bahwa dalam mengambil keputusan kita sebagai gutu tidak dapat sepenuhnya mengontrol siswa secara penuh. Keputusan yang kita ambil harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, tanggung jawab, dan berpihak pada murid. Keputusan pun harus melalui prosedur pengambilan dan pengujian keputusan agar dapat dipertanggungjawabkan kelak.

 

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

 

Untuk menjadi seorang pemimpin pembelajaran, sangatlah penting mempelajari cara membuat keputusan yang tepat dan bijak, dimana keputusan yang diambil harus berdasarkan pertimbangan sehingga keputusan dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan kekacauan setelahnya. Dengan memepelajari modul ini, diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah langkah yang bijaksana dan yang terbaik untuk bersama.

 

5 komentar:

  1. Sangat lengkap bu, memberikan pengetahuan baru bagi saya

    BalasHapus
  2. Waaah, sangat menginspirasi bu Leli

    BalasHapus
  3. Sukses selalu untuk Bu Nur Laely, mantapp

    BalasHapus
  4. Luar biasa bu Lali, sangat menginspirasi.

    BalasHapus
  5. Ibu Nur Laeli Hidayah sangat hebat, sangat menginspirasi. Materi yang telah disampaikan sudah sangat lengkap. Bagus sekali bu.

    BalasHapus

mohon sertakan identitas
nama :..
komentar

terima kasih